Kecenderungan seks
bebas akhir-akhir ini kasusnya di pelbagai daerah cenderung marak.
Dengan dalih saling mencintai, kedua pasangan yang masih ‘bau kencur’
ini melakukan hubungan
yang tak semestinya.
Ternyata pemicu terjadinya hubungan
suami istri tersebut dipicu oleh aktivitas jejaring
sosial. Seperti apa?
Sebuah ‘Hotline’ Pendidikan Surabaya
menyatakan jika 45 persen dari siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
memiliki pandangan apabila seks bebas dengan orang yang
mereka sayangi (pacar) adalah sah-sah saja.
Dan 14 persen dari mereka yang memiliki
pandangan tersebut, mengaku pernah melakukannya. Sampai begini parahkan?
Yang paling ironis, ternyata pemicu dari
hasrat untuk melakukan seks bebas akibat aktivitas yang berlebihan di Facebook
dan Twitter
serta dampak siaran televisi.
Menurut survei ‘Hotline’ Pendidikan
Surabaya dari Sepetember hingga Desember 2011, televisi memiliki
pengaruh 52 persen, pengaruh teman sebesar 42 persen, dan jejaring
sosial sebanyak 27 persen.
“Mereka mengaku salah pergaulan. Dari sini masalah tersebut bermula. Laiknya efek domino, akhirnya menjurus ke trafficking,” tegas Isa Ansori ketua ‘Hotline’ Pendidikan Surabaya pada siaran press Republika.
Dari pihak korban tidak sedikit dari
mereka yang sering terjerumus sejak usia dini. Dan untuk keluar dari
kondisi yang sekarang, sukar menemukan jalannya.
“Mulanya bermula dari pacaran. Saya kenal sejak lulus SD. Semenjak itu lantas terjun ke jalan sesat hingga sekarang,” papar gadis yang enggan disebutkan namanya ini.
Peran orangtua sangat wajib dituntut
berperan serta. Tak hanya sekadar mengawasi aktivitas mereka, orangtua
harus mampu menjaga dan menggiring anak pada aktivitas asmara yang
‘wajar’.
Jika keluarga mampu
menciptakan ekosistem yang nyaman bagi anak, mungkin kasus eksploitasi
dan trafficking terhadap mereka dapat berkurang atau mungkin tak
bermunculan kembali.
Sumber: omfarkhan.wordpress.com
Sumber: omfarkhan.wordpress.com
0 Komentar